Pembukaan Pembelajaran Tahsin dan P5P2RA bagi Peserta Didik Kelas X
MAN 1 Tulungagung Mantapkan Implementasi Kurikulum Merdeka melalui Pembelajaran Blok
Pembelajaran blok merupakan salah satu pendekatan dalam implementasi kurikulum Merdeka. Pendekatan ini juga diterapkan di MAN 1 Tulungagung, yakni dalam pembelajaran tahsin dan P5P2RA (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin) bagi peserta didk kelas X (Angkatan 2023). Pembukaan pembelajaran tahsin dan P5P2RA dilaksanakan oleh Moh. Fathulloh, M.Ag., selaku Plt. Kepala Madrasah, bertempat di Student Center (Sabtu, 2/9/2023). Hadir bersama beliau, Imam Hanafi,M.Pd. (Waka Kurikulum, Srinatun (Waka Humas), Halili, M.PdI. (ustad pengampu tahsin), Esty Setya Rahayu, M.Pd. (Koordinator P5P2RA), dan beberapa pengajar jam pertama untuk kelas X.
Pembelajaran P5P2RA untuk kelas X terdiri dari 3 proyek, sedangkan untuk kelas XI ada 2 proyek yang dilaksanakan dalam satu tahun pelajaran 2023-2024. Untuk tahun pelajaran kali ini, MAN 1 Tulungagung menetapkan topik Merawat Bumi MAN SATU sebagai proyek pertama baik untuk peserta didik kelas X maupun XI. Pembelajaran topik ini akan dimulai Senin, 4 September 2023. Pemilihan topik ini menyiratkan tujuan agar peserta didik mempunyai kesadaran terhadap kebersihan lingkungan.
Salah satu inovasi pembelajaran di MAN SATU adalah pembelajaran baca Al Quran dengan tahsin. Tahsin merupakan upaya untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Tahsin adalah upaya seorang muslim bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Pelaksanan pembelak=jaran tahsin dengan sistem blok ini diagendakan sebanyak 7 kali dalam satu tahun pelajaran. Kemampuan baca Qur'an dengan tingkat kebenaran bacaan yang berbeda-beda melatarbelakangi pelaksanaan tahsin di madrasah ini. Tingkat baca Al Qur'an terbagi menjadi tiga, A-B-C. Tingkatan A jika siswa mampu membaca Al Qur'an dengan fasih, bertajwid, makhhorijul huruf, dan berirama. Tingkatan B jika siswa mampu membaca Al Qur'an bertajwid, fasih, namun makhhorijul hurufnya kurang tepat, tanpa berirama. Tingkatan C jika siswa mampu membaca tapi hampir lima puluh persen kurang lancar dalam kefasihannya, waqof, dan ifbtida' serta kurang berirama. Dengan tahsinul Qur'an diharapkan ketika lulus dari madrasah ini, mereka telah siap menjadi ustadz/ustadzah di masyarakat.
Di akhir kegiatan pembukaan, Waka Humas memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk tertib dan berhati-hati dalam berlalu lintas. Hal ini beliau tekankan mengingat dalam minggu ini telah terjadi tiga peristiwa kecelakaan di jalan yang dialami oleh tiga peserta didik madrasah ini. (*iz)